Organisasi merupakan wadah/sarana bagi suatu kelompok
individu yang minimal punya suatu kesamaan visi dan misi. Satu hal penting yang
sangat diperlukan oleh sebuah organisasi untuk mempertahankan keberadaannya
adalah loyalitas dan kebersamaan dari
anggotanya. Loyalitas erat kaitannya dengan kesetiaan. Seorang anggota yang
memiliki loyalitas terhadap organisasinya memiliki kesadaran pribadi untuk
memanfaatkan semua potensi yang ada dalam dirinya demi kemajuan organisasi.
Loyalitas dapat diartikan tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan, dan
mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad
dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku
sehari-hari serta dalam pelaksanaan tugas. Loyalitas anggota terhadap
organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk melenggangkan hubungannya
dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa
mengharapkan apapun.
Loyalitas anggota memegang peranan krusial dalam jalannya
organisasi. Tata aturan yang sempurna, program kerja yang brilian, tanpa
disertai dengan loyalitas para eksekutornya adalah hal yang sia-sia. Secara
lebih riil, anggota tersebut akan menaati segala bentuk tata tertib yang
berlaku, mendukung program kerja dengan mengikutsertakan diri sebagai
partisipan aktif. Bahkan menjadi pengurus/kreator ide-ide penting untuk
membangun organisasi dari dalam.
Loyalitas yang dimilki oleh setiap organisator juga
berpengaruh pada kelanjutan suatu organisasi dalam melaju pada rel visi dan
misi. Jika suatu organisasi sudah melenceng dari jalur visi dan misi yang ada,
besar kemungkina bahwa rasa loyalitas yang dimilki oleh para anggotanya telah
kropos dan lapuk. Karena jika memang loyalitas benar-benar ada pada setiap
anggota, tidak mungkin mereka akan membiarkan dan bahkan membawa organisasi
tersebut ke arah yang menyimpang dari rel visi dan misi.
Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan dan komitmen antara anggota dalam suatu organisasi. Dalam
kenyataannya, pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi
organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk
bagi kelangsungan organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena
anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk
mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin
mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka. Singkat kata, mereka
hanya aktif mengikuti kegiatan yang mereka inginkan.
Komitmen
organisasi tidak kalah pentingnay. Komitmen dapat diartikan sebuah ikatan
emosional yang meliputi keterlibatan dalam suatu organisasi dan mempunyai
keinginan untuk menggunakan upaya yang tinggi demi mencapai tujuan organisasi. Komitmen
organisasi dapat tumbuh manakala harapan kerja terpenuhi oleh organisasi,
dengan adanya harapan kerja yang terpenuhi maka akan timbul kepuasan kerja,
sehingga komitmen dapat berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja anggota. Komitmen
terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar loyalitas atau ketaatan
keanggotaan biasa dan pasif, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan
kesediaan untuk mengusahakan pada tingkat daya upaya yang tinggi bagi
kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.
Implemetasi yang terwujud dalam bentuk loyalitas anggota terhadap organisasi, dapat dilakukan dengan
memasukkan kebutuhan dan keinginan anggota dalam tujuan organisasi. Dengan
demikian akan menimbulkan suasana saling mendukung diantara para anggota dengan
organisasi. Sehingga akan membuat anggota dengan rela menyumbangkan sesuatu
bagi tercapainya tujuan organisasi, karena anggota memahami tujuan organisasi
yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.
Nilai subtansi dari sebuah organisasi adalah bukan pada
masa kejayaan yang pernah diraihnya. Namun lebih dari itu, organisasi akan
lebih mempunyai ‘harga’ jika organisasi tersebut bisa mengantarkan para
anggotanya ke arah visi dan misinya dan berhasil menanamkan rasa loyalitas
tinggi pada jiwa setiap anggotanya. Sehingga dari itu semua, organisasi
tadi benar-benar mampu mempertahankan eksistensinya meskipun banyak rintangan
yang dihadapi.
Nasib organisasi tersebut ke depannya akan ditentukan oleh
tingkat loyalitas anggotanya. Apabila anggota merasa “malas” maka untuk merealisasikan program kerja organisasi akan terasa sangat
sulit. Tidak lain alasan dari itu semua adalah karena kurangnya
rasa memiliki oleh setiap anggotanya. Ya, dari sini penulis
kembali menyatakan bahwa loyalitas amat sangat berarti bagi eksistensi sebuah
organisasi. Loyalitas ibarat ruh bagi organisasi. Dan tentunya, tanpa ruh,
sebuah organisasi tak akan mampu bernafas lebih lama, yang akhirnya berakibat
dan berujung pada ‘matinya’ organisasi tersebut
izin copy
ReplyDeleteIzin copy im
ReplyDeleteTerima kasih atas pemaparannya..
ReplyDeleteSangat bermnfaat