Entrepreneur layaknya seorang penjudi. Ambil resiko atau menyesal. Dua kata itu seakan menjadi acuan moto seorang wirausaha.
“Menembus Pasar Ekspor, Siapa Takut?” karya Budhi Wibowo dan Adi Kusrianto ini meringkas tentang sisi lain dari praktek wirausaha di Indonesia. Buku ini menguak tentang teknik berwirausaha untuk menembus pasar Internasional. Di sini, penulis menyoroti banyak hal, seperti kondisi pasar dunia saat ini serta peluang dan hambatan yang akan ditemui seorang wirausaha yang bermain di pasar global.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini terkesan santai, namun tetap berpegang pada EYD yang benar. Sehingga kita jadi enak membacanya. Tulisannya bersifat ekspositif. Meskipun begitu, kita tidak akan merasa digurui, namun secara tidak langsung penulis menggiring pikiran kita ke arah yang dia (penulis) inginkan. Penulis seakan mendoktrin kita agar berpikir apa yang dia pikirkan.
Dalam penulisannya, penulis banyak memasukkan pengandaian sebagai suatu refleksi diri. Hal itu dimaksudkan agar pembaca memahami maksud yang ingin disampaikan si penulis. Pemilihan “kutipan” pun terasa tepat, kita sebagai pembaca jadi berpikir, “ternyata menjadi entrepreneur itu tidaklah sulit, hanya dibutuhkan niat dan kerja keras”.
Buku ini terdiri dari bab-bab dimana setiap bab membahas masalah yang berhubungan satu sama lain. Dalam suatu bab, terdapat sub bab yang memudahkan kita apabila hendak mencari suatu informasi tanpa harus membaca keseluruhan bab tersebut. Namun, bukan berarti bab itu tidak berfungsi, hanya saja penulis sepertinya hendak memilah bagian yang masih “luas” itu menjadi suatu bagian yang lebih “sempit”.
Di sisi lain, penulis dengan gamblang menepis anggapan bahwa untuk berwirausaha diperlukan modal yang besar. Dikatakan, modal utama seorang entrepreneur bukanlah uang, melainkan suatu kejujuran. Kejujuran itulah modal mutlak yang harus dimiliki seorang entrepreneur sejati.
Namun layaknya manusia, buku ini juga bukannya tanpa celah. Banyak istilah awam digunakan, serta tidak adanya indek (pengertian) istilah tersebut. Dalam buku ini juga terdapat beberapa kutipan, namun sayangnya sumber kutipan tidak dicantunkan secara detail, hanya nama dari penulis kutipan tersebut. Selain itu, buku ini juga tidak dilengkapi oleh visualisasi yang mumpuni. Meskipun terdapat beberapa foto, namun jumlah serta ukurannya tidak berimbang dengan jumlah tulisan. Hal itu menjadi sebuah goresan dalam buku ini.
Beberapa halaman ke belakang, diselipkan beberapa artikel penulis (Budhi Wibowo) tentang pengalaman hidupnya saat menjadi seorang entrepreneur. Bagaimana kisahnya meninggalkan pekerjaan mapannya untuk menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Artikel ini layaknya sebuah doktrin penulis untuk pembaca. Itu dimaksudkan agar si pembaca bisa menyelami dunia entrepreneur seperti yang dialami penulis. (una)
No comments:
Post a Comment