madyapadma

madyapadma
my first teacher in journalistic

Monday, February 21, 2011

Kritik Sastra

Penyempurnaan Karya dan Suksesor

Sastra. Sepenggal kata dengan seribu makna. Layaknya udara pagi, sastra memberikan kesegaran bagi kehidupan. Layaknya lembayung senja, sastra juga mewarnai setiap kehidupan. Tak terkecuali manusia.

Sastra erat kaitannya dengan manusia. Sadar maupun tidak, kehidupan manusia takkan pernah lepas dari sastra. Jelasnya, sastra itulah kehidupan, dan hidup adalah kesusastraan.

Tak lekang oleh waktu, itulah gambaran sastra. Sastra akan tumbuh seiring waktu berjalan. Jenis sastra pun mulai berkembang, mulai dari sastra lama sampai sastra modern. Seiring berkembangnya zaman, kualitas sastra pun mulai dipandang. Banyak karya sastra yang dilihat tidak memiliki kadar sastra, namun tetap dikatakan karya sastra. Dari sanalah muncul istilah kritik sastra.

Kritik sastra merupakan suatu analisis serta penilaian seseorang terhadap suatu teks sastra. Kritik sastra ada dua macam, yaitu kritik intern dan ekstern. Kritik sastra intern menyangkut tentang ide penulisan atau tema, latar, penokohan serta sudut pandang. Sedangkan kritik sastra ekstern menyangkut format penulisan serta cover buku (jika ada).

Kritik sastra memiliki struktur penulisan yang jelas dan terfokus. Oleh karena itu, kita akan tahu secara langsung mana yang merupakan teks kritik sastra.

Adapun ciri-ciri penulisan kritik sastra antara lain bertujuan untuk untuk menilai suatu teks sastra. Adapun penilaian teks sastra dibilah menjadi penilaian intern dan ekstern. Yang kedua, kritik sastra bertujuan untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dari sebuah teks sastra. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pembaca teks sastra untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu teks sastra (biasanya buku sastra).

Cirri lainnya ialah bertujuan untuk mengemukakan kesimpulan kritikus. Penyampaian kesimpulan ini dibedakan menjadi dua, yaitu dengan isi dan tanpa isi sastra. Kesimpulan dengan isi sastra berarti kritikus mengacu pada isi tulisan. Sedangkan kesimpulan tanpa isi sastra berarti kritikus boleh mengambil referensi lain tapi tetap berhubungan dengan sastra yang dikritik.

Yang terakhir, kritik sastra bertujuan untuk mengemukakan penilaian kritikus terhadap suatu sastra. Disini kritikus bebas mengemukakan pendapatnya. Apakah teks tersebut memiliki kadar sastra atau tidak. Kebanyakan orang menilai sebuah tek sastra atau buku dari kritik sastra seorang kritikus.

Memang banyak kritik sastra yang tepat “menusuk” si penulis. Tapi bagi penulis sastra, itu merupakan suatu tanjakan dalam pencapaian mereka.

Dengan adanya kritik sastra, para penulis sastra mulai berlomba-lomba membuat teks sastra dengan “kadar sastra tinggi”. Dahulu mereka yang menulis ogah-ogahan sekarang mulai serius. Jadi dengan kata lain, kritik sastra adalah suatu proses penyempuranan sastra dan “suksesor” sastra itu sendiri.

No comments:

Post a Comment